23 May 2017

Pengalaman saat Liputan PON XIX 2016 Jawa Barat


Sebelumnya belum pernah terpikir sama sekali di tunjuk menjadi salah satu tim liputan PON XIX 2016 yang di gelar di jawa barat pada september tahun lalu (2016). Karena domisili saya di cirebon, saya di delegasikan untuk meliput kegiatan PON di wilayah cirebon dan indramayu, khusus cabang olahraga renang, selam air dan perahu layar. Senang sekali bisa terlibat langsung dengan orang-orang hebat dari seluruh indonesia.

Pada hari pertama penyelenggaraan cabang olahraga renang di kolam renang catherine surya yang terletak di kawasan bima kota cirebon. Liputan berjalan cukup lancar dan terkendali, karena jarak area kawasan dan tempat tinggal saya tidak begitu jauh, hanya berjarak sekitar 10 kilometer-an.

Setelah 3 hari melakukan tugas liputan cabang olahraga renang di cirebon,  hari berikutnya, tugas liputan pindah menuju daerah tirtamaya, indramayu pada cabang olahraga selam laut. Hanya saja. karena waktu pelaksanaan yang terlalu pagi, saya  dan tim tidak bisa meliput secara keseluruhan. Tapi masih untung ada sessi akhir pembagian medali yang masih bisa di liput.

Teriknya cuaca di pantai, bikin kulit jadi merah hitam

Ada 2 cabang olahraga yang pelaksanaan waktunya sangat rapat dan dilaksanakan pada hari yang bersamaan. Di pantai tirtamaya untuk cabang olahraga selam air dan di pantai indah balongan untuk cabang olahraga perahu layar.

Banyak hal menarik, yang lucu sekaligus berkesan saat saya melakukan tugas peliputan pada cabang olahraga perahu layar. Sebelumnya saya belum pernah naik perahu, dan belum terbiasa dengan medan laut. Saat saya menulis inipun, saya masih tertawa geli mengingat kejadian waktu itu.

Saat berada di dalam kapal yang menampung para awak media, saya pikir lokasinya tidak begitu jauh dengan anjungan pantai, tenyata jaraknya lumayan jauh, paling tidak untuk ukuran saya yang masih asing dengan medan laut. perahu yang kami gunakan waktu itu, sejenis perahu kayu yang biasa digunakan oleh para nelayan setempat. Saat itu ada 8 orang di dalam kapal, ombak saat itu juga lumayan kencang sehingga guncangannya lumayan bikin kepala pusing.

Saat itu, jujur saya nervous dan takut apalagi saya tidak bisa berenang. Duhhh gimana rasanya kalau kapal ini oleng dan terbalik. Apalagi saat mendengar seorang navigasi berucap "Karena perahu ini perahu kayu, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, usahakan agar tetap berpegangan pada bagian kapal ini." Jantung rasanya langsung pyar-pyar-an mendengar ucapannya, otak rasanya mulai berkecamuk memikirkan hal-hal yang menakutkan jika perahu sampai terbalik.

Butuh waktu sekitar 45 menit dari tepi pantai ke lokasi arena olahraga perahu layar ini digelar. Dan baru kali ini saya mengalami yang namanya mabuk laut hehehehee... Kepala rasanya kaya diaduk-aduk, mual dan kepala pusing. Ya Tuhan, begini ya rasanya mabuk laut, engga lagi-lagi deh ikutan ke perahu lagi.

Sejujurnya, saya tidak begitu konsen ke liputan karena kondisi yang mendadak tidak fit karena mabuk laut. Terpaksa saya meminta salah seorang rekan untuk menggantikan posisi saya merekam pertandingan berlangsung. Jarak antara perahu kami dengan arena pertandingan tidak begitu dekat, alasan mereka karena bisa mengganggu pertandingan. Sayang sekali, lensa yang saya bawa kurang mendukung untuk meliput pertandingan perahu layar dangan jarak sekitar 30 meteran. Tapi no problem lah, toh masih bisa digunakan untuk mengambil rekaman gambar dari jauh.

Selesai pertandingan, perahu mulai kembali ke pantai dan rasanya ploooong sekali bisa sampai di ruangan press room. Esoknya, saya terpaksa menugaskan seorang rekan asisten untuk menggantikan posisi saya di kapal untuk melanjutkan liputan pertandingan olahraga perahu layar.

Pada sessi akhir final, saya sempat berbincang-bincang dengan para kontingen perahu layar. Mereka mengeluh kepada saya dan mengatakan bahwa cuaca di sini kurang begitu mendukung untuk pertandingan perahu layar dengan alasan angin yang kurang kencang, sehingga pertandingan tidak berjalan maksimal. Menurut mereka yang sudah terbiasa dengan terjangan ombak dan angin laut yang kencang, cuaca begini mungkin di anggap kurang sesuai, tapi bagi saya, udah cukup membuat kepala pusing dan mabuk laut.

Seusai sessi akhir liputan pembagian medali, saya dan tim liputan lainnya mulai bergegas menyiapkan diri untuk pulang.  Malamnya, seperti biasa saya mengirimkan file liputan dan memantau berita seputar pertandingan PON yang sedang berlangsung. Yang membuat saya kaget saat saya membaca sebuah berita bahwa saat kami pulang, perahu yang mengangkut para panitia dan para tamu khusus diberitakan tenggelam saat perjalanan dari arena pertandingan menuju pantai. Antara kabar baik dan kabar buruk. Kabar baiknya, untung bukan saya yang ada di kapal itu dan kabar buruknya kenapa hal itu bisa terjadi padahal perahu yang di tumpangi para panitia itu termasuk perahu khusus, tidak seperti perahu kayu yang mengangkut kami saat itu .

Tapi apapun itu, ini adalah pengalaman yang sangat menarik dan menyenangkan bagi saya.

Foto bersama Juara Perahu Layar PON XIX 2016 dari kontingan Jawa Barat 

Instagram Aris Item