- Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) -
Jika engkau kaya, hartamu jangan engkau gunakan untuk memperkaya diri (rakus), jika miskin jangan merepotkan orang lain. Seperti ajaran Nabi Muhammad tentang zuhud (pola hidup sederhana).
Keluhuran nilai seperti ini seakan punah atau bahkan di anggap sebagai fatalisme prinsip oleh kebanyakan orang yg mengganggap pencapaian adalah ukuran utama. Mereka yang memiliki gedung-gedung tinggi, mereka yang memiliki banyak fasilitas dianggap sebagai tolak ukur sebuah keberhasilan.
Di lain sisi, ada orang-orang yang sibuk berderma tetapi diniatkan sebagai salah satu syarat kaya, yangg mereka bicarakan hanya angka, berapa jumlahnya.
Suatu waktu, saat persediaan uang saya benar-benar sedang menipis, seorang sahabat beberapa kali SMS isinya "Mas bisa bantu saya. lagi kepepet banget nih." Lalu saya balas SMS nya "Tenang bro, yang lagi ga punya duit bukan cuma ente." Maksudnya saya ingin mengatakan bahwa kondisi saya pun sama.
Lagi keadaan daurat, terus dapat orderan bikin website, wah senengnya bisa pecah telur, garap website sosial yang budgetnya super mepet, tapi saya senang garapnya, setidaknya bisa membantu membuatkan website orang yang punya semangat berbagi. Janji ketemuan di sebuah mall, harap-harap cemas dapat uang pengganti begadang dan beli domain, tapi begitu dengar "Mas nanti lusa aja ya saya transfer uangnya". Di dalam hati, saya mentertawakan ketidak sabaran saya, lalu berusaha menghibur diri dengan mengucap "Alhamdulillah, masih di suruh sabar hahaha..."
Ada lagi yang cukup menghibur, saat saya terima telpon dari seorang rekan yang bilang, "Mas maaf saya belum bisa bayar uang sewa kemarin bla..bla..blaa... Padahal hati saya aslinya pengen ngomong, kapan ya kira2 udah 3 bulan lebih lho ini, tapi yg terucap malah, "Ya udah gapapa, nanti kalo udah ada kabari aja ya.." Kadang-kadang hati selalu ga selaras dengan mulut wkwkwkwk...
Edisi lainnya, saat saya mulai mencatat list dagangan di etalase, terkadang merasa senewen sama orang yg sering PHP in minta barang ini itu, giliran udah di stok-in malah ga di ambil-ambil, inbox cuma di read doang hahahahahaha... resiko pedagang kecil, modal seadanya. belum lagi harus sabar nunggu buyer yang ga mau klik konfirmasi barang di tokopedia, lagi-lagi saya membatin "Yang sabar ya hahahaha... "
Waktu handphone berbunyi, dapat inbox, mas besok ada jadwal kosong engga. "Ada tapi abis isya paling ya, soalnya siangnya ada jadwal." Lalu di jawab, "oke deh mas besok ya abis isya." "Siap,." jawab saya semangat. Dalam hati, saya memaki diri saya sendiri, "Tuhan engga akan ngasih kurang, palingan nyuruh kita lebih bersabar aja."
Yang bikin hati saya tambah lega, waktu saya ngitung total nilai tagihan uang yang masih ada diluar, "Tuh kan, duit di luar masih ada 8 digit. ya sudahlah, anggap aja nabung, toh sampe sekarang saya belum bisa rapih nabung. belum ngerti ilmu melek financial." (belajar) legowo.
Ada banyak hal yang membuat kita bahagia dari hal-hal kecil dan sederhana di sekitar kita, seperti malam ini, saat saya mulai khawatir melihat rokok yang tinggal 2 batang 'waduh mana cukup sampe pagi' tapi tak lama kemudian ada kawan yg datang bawa rokok sebungkus.. Ya Allah, ada yang ngirimin sebungkus roko aja bahagianya bukan main ya wkwkwkwk... Artinya, (mungkin) Tuhan ijinin saya begadang lagi malam ini, nyekrip lagi, coding lagi dan update status tulisan sepanjang ini *nyengir
Tapi apa hubungannya ya dengan dengan pesan syekh syarif diatas.. hahaha... ga penting pisan..!!! Jarang ngopi memang sering bikin otak ga fokus, ngawur :D Tapi ya se-engga engganya, saat saya membaca wasiat syekh syarief diatas hati saya ngerasa adem tentrem, bukan berarti merasa zuhud, berharap paling tidak kita bukan termasuk golongan orang-orang yang rakus, semoga.
*Tulisan ini diambil dari status facebook yang pernah saya buat pada bulan maret 2017 saat saya lagi bokek bin kere hehehe...
No comments:
Post a Comment