Lampu LED Strip RGB di desain untuk interior ruangan. Selain untuk memperindah ruangan, lampu LED ini bisa ngobati stress. Apa hubungannya ya hahahaa.. Menurut saya masih ada hubungannya dengan lampu anti stress karena cahaya kedap kedip lampunya bikin suasana dan pikiran jadi santai, lebih rileks.
Kerennya lampu LED RGB strip ini sudah dilengkapi dengan fitur remote kontrol dan cahayanya juga bisa di atur, di setel kerlap kerlip lampu LED RGB Strip ini juga bisa di setting statis ke satu warna lampu , misalnya di setting hanya lampu merah, kuning, hijau atau lampu biru saja yang menyala.
Harga lampu ini pun bisa di bilang engga mahal, kisaran dibawah 200 ribuan. Kalo anda tertarik dan pengen beli ini silahkan cek aja di marketplace, banyak ko yang jual. Saran saya beli yang sepaket dengan remote dan kabel khususnya, biar bisa tinggal pakai.
Dibawah ini saya coba bikin footage test menggunakan lampu LED Strip RGB di studio saya. Posisi lampu di taruh di belakang layar komputer dan di belakang meja. Lumayan bikin suasana tambah hore dan bahagia heheee..
Drum elektrik adalah seperangkat drum dengan komponen pad drum dan modul yang bisa menghasilkan suara layaknya drum akustik / drum biasa. Ceritanya kemarin saya habis beli drum elektrik Yamaha DTK-400K (8 Maret 2018). Type ini termasuk seri drum elektrik kelas entry level dari pabrikan yamaha yang dibandrol dengan kisaran harga 4 - 4.5 jutaan.
Sebelum saya jelaskan tentang produk ini, berikut ini 6 alasan kenapa saya memilih membeli drum elektrik:
1. Beli drum elektrik engga perlu mikirin masalah peredam suara. Coba kalo drum akustik biasa, biaya bikin peredamnya mungkin bisa 2-3x lebih mahal dari harga drumnya heheee.. Belum lagi harus microphone drum, dan upgrade audio interface.
2. Untuk penunjang kebutuhan home studio, beli drum elektrik jelas lebih hemat dan praktis karena engga perlu mikirin upgrade audio interface minimal 8 channel untuk pasang microphone drum. Tinggal colokin ke port USB, langsung bisa di trigger ke VST Plugin Drum seperti EZ Drummer, BFD, Superior dan VST Drum lainnya.
3. Untuk personal hobi (kebetulan saya juga hobi maen drum hehee), misalnya untuk latihan atau membuat video cover drum, dengan drum elektrik lebih mudah, engga makan banyak tempat dan lebih praktis, tinggal colok ke PC/Komputer atau bahkan bisa juga menggunakan Android. Atau bisa juga dengan langsung colok headphone ke modul drumnya. Cara lain lagi bisa juga dengan menggunakan output ampli atau speaker. Tinggal play mp3 minus one atau drumless nya, langsung deh bisa bikin cover drum. Asyik kan..
4. Tidak makan banyak tempat dan perawatannya lebih mudah. Dan yang engga kalah pentingnya yaitu engga khawatir mikirin cymbal pecah/robek, karena pad drumnya kan terbuat dari karet.
5. Mengenai kualitas, buat yang sudah terbiasa menggunakan VST Drum seperti EZ Drummer, BFD atau VST Drum lainnya, saya yakin punya banya cara untuk membuat hasil mixing yang lebih oke. Serasa pake drum pro yang harganya puluhan juta kalo kita bisa atur mixingannya.
6. Intinya beli drum elektrik perbandingannya jelas lebih hemat daripada menggunakan drum akustik, tentu saja dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Kalo bicara kepuasan, tentu saja lebih enak pake drum akustik. Tapi daripada bikin manual atau 'ngebatik' (istilah membuat drum dengan cara manual di software DAW), mending pake drum elektrik ini.
Itulah alasan saya memilih membeli drum elektrik dan Yamaha DTX-400 K ini termasuk drum elektrik yang harganya relatif murah. Dengan harga kisaran 4 jutaan kalo di beliin drum akustik mungkin dapat drum sekelas Pearl Forum atau Mapex tornado. Oke, sekarang kita lanjut ke pembahasan review drum Yamaha DTX-400K.
Untuk type DTX400K konfigurasi pada pad snare, tom, hihat dan cymbal semua bersifat single zone. Pada module DTX400 terdapat 10 jenis suara preset drum kit. Dimana setiap preset drumkit dapat di modifikasi suaranya per pad dari total 169 koleksi suara drum yang ada di dalam module tersebut (23 Snares, 21 Kicks, 36 Toms, 31 Cymbals, 16 Hi-Hats, 42 Percussions). Pada module tersedia USB Midi port, sehingga jika koleksi suara drum yang ada dianggap kurang, dapat dilakukan expansi dengan mengkoneksikannya ke laptop untuk menggunakan suara drum dari software vst seperti ezdrummer, addictive drum, BFD dll. Training function yang disertakan di module DTX400 juga terbilang cukup lengkap, ada 10 jenis tipe training function: Groove Check, Rhythm Gate, Measure Break, Tempo Up/Down, Change Up, Easy Session, Groove Tracker, Pad Gate, Part Mute, Fast Blast.
Untuk saya, modul hanya untuk transit saja karena saya lebih nyaman dan terbiasa men-trigger modul Yamaha DTX-400K ke VST Drum seperti EZ Drummer.
Dari info yang ada, drum elektrik memiliki 3 bahan yang umum digunakan untuk bahan pad drum:
– Karet (keras dan bounce kurang) digunakan pada Yamaha/Roland Seri entry level.
– TCS (Bounce realistik, seperti pada drum akustik) digunakan pada yamaha seri mid-high level
– Mesh Pad (Bounce realistik, tapi banyak yang berpendapat bouncenya terlalu over, tidak sebaik TCS), digunakan pada Roland seri mid-high level.
Nah untuk type Yamaha DTX-400K, semua pad drumnya terbuat dari bahan karet keras.
Mengenai playability, butuh sedikit beradaptasi dengan bentuk pad pada snare, hi-hat, tom dan cymbal yang terbuat dari karet keras. Untuk yang biasa bermain explore pada bagian hi-hat drum, mungkin perlu adaptasi lebih. Karena bentuk hi-hat nya engga seperti drum akustik. Tapi tetap bisa menggunakan hi-hat pedal. Untuk open dan close hi-hat masih bisa dimainkan dengan menggunakan pedal hi-hat.
Hihat biasanya juga digunakan sebagai alternatif cymbal ride dan dapat dimainkan dengan beberapa cara yang berbeda, yaitu tertutup, terbuka dan setengah terbuka (sloshy), dengan menggunakan stik drum atau ditutup dengan pedal kaki. Kalo di drum akustik, hi-hat bisa di mainkan dalam posisi terbuka lebar. Nah untuk type Drum Yamaha DTX-400K hanya bisa di mainkan pada posisi half open.
Pada bagian pad snare nya, Yamaha DTX-400 K menggunakan snarepad single zone, kelemahannya tidak bisa membuara suara open rim/closed rim shot, seperti pada drum akustik. Untuk performa yang lebih bagus, menurut info, snare drum pada yamaha DTX bisa di upgrade dengan snarepad type di atasnya seperti snarepad type TP70S atau type diatasnya yaitu Yamaha XP80 (type ini termasuk snarepad yang terbuat dari bahan TCS/Textured Cellular Silicone yang memiliki bounce snare yang lebih realistis untuk yang suka bermain ghost note.
Selain itu, karena padsnare Yamaha DTX-400K hanya memiliki single zone, untuk type ini tidak bisa memainkan teknik Cross-stick / side stik (memukul stik pada bagian tepi snare).
Nah untuk bagian cymbals, cymbals pada drum elektrik Yamaha DTX-400K tidak bisa melakukan teknik Choke simbal (Teknik memegangi bagian tepi simbal untuk menghentikan dengingan suara simbal yang baru dipukul).
Untuk bermain double pedal, saya mengganti setting pedal hi-hat menjadi kick, akan tetapi menggunakan kick pedal bawaan DTX-400K untuk di pake bermain speed double bas, rasanya memang kurang asik alias feel pedalnya kurang nendang. Mungkin perlu upgrade dan modif pada bagian pedal kick. Walaupun sebetulnya kekurangan tersebut bisa di atasi dengan mengeditnya melalui software.
Kesimpulannya, Drum Elektrik Yamaha DTX-400K ini adalah salah satu drum elektrik kelas entry level yang bisa dijadikan alternatif atau fasilitas pendukung tambahan di home studio. Meskipun fiturnya tidak selengkap drum elektrik high-end, Yamaha DTX-400K ini masih bisa untuk dilakukan update, seperti menambah bass drum, mengganti pedal kick, mengganti snare drum atau menambahkan bagian cymbals. Untuk tambahan fasilitas drum di studio recording atau home studio, Yamaha DTX-400 K ini sudah bisa dibilang cukup, karena bisa kita trigger menggunakan VST Drum seperti EZ Drummer, BFD, Addictive, dll.
Berikut ini test cover drum menggunakan Yamaha DTX-400K, ini cover drum pertama saya, lagu The Cranberries, judulnya 'Just My Imagination'. Silahkan di lihat videonya di bawah. Terima kasih sudah berkunjung di blog saya.
Kemarin, tanggal 20 Oktober 2017 saya membeli kamera Blackmagic Pocket Cinema Camera atau biasa di singkat BMPCC, sekaligus membeli Camera Rig Tilta, Rig khusus yang di rancang untuk kamera BMPCC.
Kamera dengan brand Blackmagic Design memang dirancang khusus bagi para cinematography. Sesuai dengan nama kameranya Blackmagic Pocket Cinema Camera (BMPCC) yang berukuran mungil yaitu hanya seukuran kamera poket. Ukurannya tidak jauh berbeda dengan kamera mirrorless pada umumnya.
Blackmagic Design adalah salah satu produsen kamera broadcast profesional. Engga heran, saat Blackmagic mengeluarkan produk inipun harga yang dibandrol di website cukup lumayan yaitu $995 untuk produk BMPCC dan BMMCC. Dan saat ini Blackmagic Design juga mengeluarkan type kamera mungil terbaru yang sudah mendukung resolusi 4k yaitu Blackmagic Micro Studio 4K yang dibandrol $ 1.295 di website resminya.
Kenapa saya lebih memilik BMPCC daripada BMMCC, sementara harga yang dibandrol sama. BMPCC memiliki kelebihan sudah ada LCD monitor nya, berbeda dengan BMMCC yang belum ada LCD monitornya. Yach setidaknya memilih BMPCC biar engga mikirin beli external monitor hehee..
Kembali ke BMPCC.! Jika dari dilihat dari pengaturan tombol dan fungsi menunya, BMPCC cukup simpel dan mudah dipahami. Hanya terdapat tombol seperti Iris, Focus, Menu, Power on/off dan tombol pengaturan arrow left right up down. Sangat sederhana dan simpel. Untuk mengatur option Iso, Kualitas ProRes, Raw dan option lainnya juga cukup jelas. Saya yakin bagi yang sudah sering pegang kamera, tidak akan menemui kesulitan dengan menu yang ada pada kamera BMPCC ini.
Untuk portnya sudah ada port micro HDMI, mic input, port untuk headphone dan port untuk power supply dengan daya 12V (sudah di sertakan power supply 12V dalam setiap pembeliannya) jadi selain menggunakan battery, bisa juga menggunakan colokan power supply.
Berbeda dengan kamera jenis DSLR atau Mirrorless, kamera racikan blackmagic design memang di dedikasikan bagi para videographer, jadi jelas tidak bisa digunakan untuk memotret ya. Yang asik dari kamera keluaran Blackmagic Design ini adapter lensanya menggunakan jenis mounting Micro Four Thirds (MTF) atau biasa di sebut mount M4/3 (M43), jadi bisa menggunakan lensa dari brand Panasonic (Lumix) maupun Olympus. Untuk videografer yang sudah mempunyai koleksi lensa dari panasonic atau olympus bisa langsung di tancap ke body kamera BMPCC ini. Selebihnya anda bisa menggunakan lensa lainnya dengan menggunakan adapter khusus.
Keunggulan utama dari kamera BMPCC ini yaitu Sensor yang digunakan memiliki kemampuan yang cukup impresif. Dengan dynamic range sebesar 13 stop, kemampuan mengambil lossless compressed CinemaDNG RAW dan menghasilkan gambar yang memiliki kualitas hampir sama dengan kamera film profesional Super 16. Sensor ini mampu mengambil gambar dengan resolusi 1080HD pada kecepatan 23.98, 24, 25, 29.97 atau 30 FPS.
Kelemahan paling menonjol dari BMPCC ini yaitu penggunaan daya battery yang lumayan boros. Jadi jika anda tertarik untuk membeli kamera Blackmagic Pocket Cinema Camera, persiapkan untuk membeli banyak battery cadangan. Untuk membeli Battery cadangannya, anda bisa membeli battery Nikon EN EL-20, battery ini cukup kompatibel dan bisa digunakan pada kamera BMPCC. Demikian dulu, nanti akan dilanjut dengan bahasan lainnya mengenai kamera Blackmagic Pocket Cinema Camera ini. Terima kasih telah berkunjung di blog saya. See You Again.
Kali ini saya mau share trailler dari event Gragerock yang merupakan event tahunan scene metal di cirebon. Dibawah pengelolaan rockstar manajemen, event ini menyedot perhatian banyak penggemar musik metal di wilayah Cirebon dan sekitarnya, terbukti dari tiket yang selalu terjual habis dan selalu padatnya acara ini oleh para penggemar musik metal.
Event Gragerock 'Destroyer' yang di gelar pada 21 mei 2016 kemarin sepertinya layak untuk di jadikan sebagai barometer dari gigs music yang pernah ada di Cirebon sebelumnya. Dengan 2 buah stage utama, sound systems yang 'pulen', performance dari 32 band metal sadis ditambah support dari para penonton yang membuat acara berjalan dengan tertib dan rapih hingga selesai.
Saya yang pada awalnya hanya memberikan kesediaan untuk membuat liputan acara sampai sore, mendadak mood dan lanjut hingga malam hari. Yupz, acaranya memang sangat keren. yang disayangkan adalah shotgun microphone kamera yang ga bisa di pake gara-gara kehabisan battery, jadi terpaksa harus merekam video dengan input audio dari kamera langsung.
Okelah bro, lewat blog ini saya ingin share video Trailler Gragerock Destroyer 2016 dan highlight eventnya.
Caesilia Intan Pratiwi ( photo : kompasiana)
Awal mengenal Mbak Intan (owner Majalah Gitar Plus) ketika saya searching di google dan menemukan sebuah blogg berjudul 'Bermain dengan Uang'. Berisi suka duka dan pengalamannya mendirikan Majalah Gitar Plus. Sangat Inspiratif, ditulis dengan bahasa yang ringan dan nyaman dibaca.
Ga heran kalo banyak gitaris di Indonesia ngasih julukan mbak intan sebagai 'Ibunya Para Gitaris Indonesia". Keberaniannya membuat terbitan Majalah Gitar bulanan yang terbilang segmented, spesifik dan belum tentu laku keras dipasaran. Dia bukan gitaris dan bukan sarjana lulusan pendidikan gitar.
Kebayang, khan! Kok Bisa... Keberanian, semangat dan keuletannyalah yang patut dijadikan tauladan. Ia bukan seorang Gitaris, bukan anak yang orang tuanya punya pabrik gitar, bukan anaknya gitaris kondang, bahkan main gitar pun ga bisa, ia juga bukan berasal dari keluarga yang memiliki jaringan perusahaan media. Ia memulainya dari 'Nol' dan sukses mendirikan sebuah Majalah Gitar ternama di Indonesia.
"Saya nggak takut membuat sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang orang lain nggak kepikiran untuk mencobanya. Atau mungkin sebetulnya kepikiran, tapi ogah melakukannya karena berbagai pertimbangan. Bikin Majalah GitarPlus, misalnya. Sampai saat ini, GitarPlus masih menjadi majalah pertama dan satu-satunya di Indonesia yang khusus mengulas seluk beluk dunia gitar dan gitaris. Nggak ada penerbit lain yang tertarik membidik pasar ini karena segmentasinya yang sempit. Tapi saya membuatnya dengan misi yang sangat idealis, seperti yang pernah saya ceritakan di tulisan saya yang dimuat di buku, ‘Bermain Dengan Uang’. Bikin majalah yang segmented, kita sulit berharap bakal mengeruk keuntungan besar dalam sekejap, kecuali kalau sebelum menerbitkan majalahnya kita sudah betul-betul memegang pasarnya dan menguasai jaringan pemasang iklannya. Dan gilanya, dua hal itu sama sekali nggak saya miliki di awal-awal saya menerbitkan GitarPlus. Modal saya cuma nekat dan hajar bleh doang!" Demikian penuturan Intan dikutip dari catatan facebooknya.
Majalah Gitar Plus
Perjuangannya membuahkan hasil. Majalah Gitar Plus menjadi Sebuah Majalah Gitar yang banyak direkomendasikan para gitaris di Indonesia. Apalagi seringnya ia membuat serangkaian event yang digelar untuk para Gitaris Indonesia yang membuat sosoknya begitu familiar dan cukup populer dikalangan para gitaris indonesia.
Selain itu, Blog yang ia buat (Bermain dengan Uang) yang berisi tentang pengalamannya mengolah dan mendirikan usahanya di lirik oleh Elex Media Komputindo dan dijadikan Buku yang berjudul "Bermain Dengan Uang". Dan kabarnya kini ia sedang menyiapkan Buku ke-2 nya yang berjudul 'Pengusaha Rock n Roll'. Wuahhh, hebat! Sangat menginspirasi.
"Buat orang lain, bikin blog seperti ini mungkin sesuatu yang gampang. Tapi buat saya yang gaptek, ini merupakan pencapaian luar biasa yang bikin saya terharu setiap kali membukanya.. ^-^ Jadi, kalau ada salah-salah tulis atau tampilan blog-nya kurang menarik tolong dimaklumi yaaa.. Bisa bikin yang kayak gini aja saya harus mati-matian mengerahkan semua kesaktian tuh hehe." Tulisan ini diambil dari catatan profil di Blognya, www.bermain-dengan-uang.blogspot.com.
Sebagai seorang blogger, saya merekomendasikan mba intan sebagai seorang Blogger Teladan. Ketika semua orang berlomba-lomba membuat sebuah blog yang menarik pengunjung, mengikuti kontes SEO Blog (Search Engine Optimation), memasang Banner Iklan dan berharap pengunjung yang nyasar ke websitenya mau mengklik iklan, memperbanyak tutorial agar traffic pengunjungnya meningkat, meletakan backlink dan seabreg trik blogger lain. Caesilia Intan Pratiwi dengan kemampuan membuat blog yang minim dan bloggnya yang sederhana telah berhasil menarik pengunjung, bahkan bukan itu saja, blogg yang ia buat sudah menjadi sebuah karya jual dan kini sudah dibukukan. Sangat Menginspirasi.*
Mbak Intan Gitar Plus (Kiri), Saya (kiri ke-2), yang paling kanan Mas Eka (Gitar Plus).
Ini Foto bareng waktu technical meeting acara Gitar Plus di Cirebon
Saya (paling tengah) bersama kawan-kawan Gitaris Cirebon, disela-sela Acara Gitaran Sore, Desember 2012. Thankz buat mbak intan, Mas Eka, Sponsor dan semua orang yang sudah terlibat dan membantu acara keren ini jadi terselenggara di Cirebon.